Sunday, September 21, 2008

Stigma tentang DPR...


Membaca berita dan pernyataan anggota DPR seperti berikut:
"Lebih lanjut, Mahfudz [Ketua FPKS] menambahkan, disahkannya RUU [Pornografi] ini merupakan hadiah terindah bagi PKS di Bulan Ramadan ini. Ia pun meminta agar publik tidak lagi disibukkan dengan perdebatan norma, namun fakta sosial yang harus diperhatikan"
Semakin memperkuat stigma yang sudah melekat di diri setiap anggota DPR. Dalam bayangku dan kesanku saat ini, stigma yang paling kuat saat ini melekat tentang DPR adalah: "pemborong undang-undang", "makelar undang-undang", "tukang jual-beli kepentingan politik", "pembual ulung", "manusia-manusia yang paling tidak setia di jagad bumi Indonesia", dan masih banyak lagi.

Stigma-stigma tersebut terbukti dari hari ke hari dengan ditandai misalnya seperti kutipan berita di atas. Betapa DPR tidak mampu menetapkan prioritas dalam pekerjaannya, kecuali uang itu sendiri. Jika ada uang, pasti mereka menyelesaikan tugas-tugasnya dengan segera dan tanpa banyak cing-cong. Sementara, tugas menyusun undang-undang yang penting, seperti undang-undang pemilu yang sebentar lagi akan dilangsungkan malah tak kunjung selesai. Eh, malah ngurusin pornografi. Apakah sudah terlalu terangsangnya mereka hingga perlu mengatur semua 'rangsangan' tersebut?

Apalagi, di masa-masa seperti sekarang ini. Mereka semua sudah terlalu sibuk memperkenalkan diri untuk pemilu 2009. Mohon maaf, Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu sekalian. Jika melihat gelagat dan pembelajaran yang kalian tunjukkan selama ini, rasanya aku ingin golput saja. Aku merasa DPR tidak berguna sama sekali. Lebih baik biarkan Presiden saja yang melakukan semua pekerjaan. Lebih mudah menyalahkan 1 orang presiden daripada segerombolan orang yang mengaku "wakil rakyat", tapi tidak pernah mengenali siapa yang mereka "wakili". Well, kalian jelas mewakili satu hal, bukan? UANG!

No comments: