Tuesday, October 28, 2008

Quo vadis "soempah pemoeda"

Sengaja kutulis dengan ejaan lama karena menurutku peristiwa bersejarah tersebut perlu kita definisikan ulang serta diejawantahkan dengan pendekatan baru. Peristiwa "Soempah Pemoeda" perlu mendapatkan nafas baru terutama dari aspek pendefinisian "pemuda" serta apa yang seharusnya diamalkan oleh kohor generasi muda Indonesia pasca kolonialisasi. Ada dua aspek yang patut kita lihat dari kohor generasi muda Indonesia saat ini:

Karakteristik Demografis Pemuda Indonesia
Yang pertama harus kita lihat dari kohor pemuda Indonesia saat ini adalah dari segi kuantitas. Jumlah penduduk muda Indonesia saat ini dibanding kelompok penduduk lain (menurut umur) adalah terbesar. Situasi ini membuat pemikiran serta penghayatan hidup pemuda Indonesia saat ini jauh berbeda dengan pemuda di era kemerdekaan. Pemuda Indonesia saat ini akan lebih sibuk bersaing mempertahankan hidupnya, ditengah persaingan pasar tenaga kerja. Pemuda Indonesia sekarang mungkin akan lebih sibuk "nongkrong" alias berleha-leha karena hidup yang semakin terfasilitasi dengan berbagai kemudahan.

Mutu Modal Manusia Pemuda Indonesia
Yang kedua bisa kita lihat dari kohor pemuda Indonesia saat ini adalah dari segi kualitas. Dengan jumlah penduduk muda yang lebih besar dan ditambah dengan tingkat pendidikan yang dimiliki oleh penduduk muda yang semakin tinggi maka dapat dikatakan sesungguhnya kualitas pemuda Indonesia di era saat ini telah semakin meningkat. Jika dulu pada saat "soempah pemoeda" dicetuskan, pemuda dari kalangan terpelajar termasuk golongan elit karena belum banyak jumlahnya. Namun, saat ini golongan elit ini mulai menjadi golongan menengah yang cenderung mengarah menjadi kelompok masyarakat "biasa".

Kedua aspek tersebut menunjukkan situasi yang sepertinya sangat berbeda dengan situasi ketika "soempah pemoeda" dicetuskan. Banyak pendapat mengatakan bahwa diperlukan "sumpah" baru dari kohor pemuda era ini. Bisa jadi betul. Namun, bisa jadi tidak diperlukan karena "sumpah" baru tidak relevan dengan kebutuhan dan aksi yang mampu dilakukan oleh pemuda Indonesia saat ini. Artinya, harus ada terobosan baru dan ruang baru bagi pemuda dalam mengejawantahkan peran sosial dan nasionalnya. Oleh sebab itu, fakta yang tak bisa dipungkiri adalah pemuda Indonesia harus diberi peran lebih dalam berbagai sektor kehidupan dan kenegaraan. Kalau tidak, kohor tersebut tidak akan mampu menemukan terobosan dan ruang baru tersebut karena mereka sibuk "bersaing" antar sesama mereka dan dengan generasi sebelumnya yang masih asyik masyuk dengan "sejarah" kebangsaan mereka dahulu.

Kesimpulannya, "soempah pemoeda" masih layak dikutip sebagai bukti peran pemuda Indonesia pada masanya. Namun, pemuda Indonesia berikutnya harus mencari "sumpah" atau "tekad"-nya sendiri yang tak mungkin sama dengan pemuda Indonesia dahulu. Dan jangan paksa mereka menjadi seperti pendahulu tersebut, karena pemuda Indonesia kini telah hidup dan harus bertahan dalam tantangan yang sudah jauh berbeda dengan era terdahulu.

Selamat hari "soempah pemoeda" Indonesia...

No comments: