Saturday, November 03, 2012

saya tidak bermaksud...

Kali ini adalah posting perdana saya yang akan saya beri label "The Culture That Is Indonesia". Edisi perdana ini akan membahas tentang kebiasaan orang Indonesia yang menyampaikan "saya tidak bermaksud...".

Kata-kata tersebut sudah lama saya perhatikan namun baru belakangan ini mengganggu pikiran. Baru saja saya temukan dari status seorang dosen di salah satu universitas di Indonesia di salah satu media sosial internet yang menyampaikan kalimat, "Saya tidak bermaksud menyebar fitnah, hanya sekedar bla bla bla..." lalu beliau menyajikan tautan berita online sekaligus menyampaikan pertanyaan dan komentar yang cenderung konspiratif – jika belum bisa dibilang fitnah – atas suatu isu yang belum jelas duduk persoalannya terkait tautan berita tersebut. Yang lebih menarik adalah tautan berita online yang beliau bagikan sendiri memuat pemikiran-pemikiran konspiratif dan penuh fitnah. Mengapa saya bilang fitnah, karena sebenarnya belum ada buktinya.

Tidak sekali ini saya menemukan kata-kata yang diawali kesan baik dan bijak, tapi kontennya sungguh penuh prasangka, tuduhan, konspirasi, dan fitnah yang cenderung tidak berdasar dan hanya didasarkan pada emosi atau stigma atas pihak-pihak yang disangka atau dituduh. Ciri-ciri utamanya biasa diawali dengan kata-kata "saya tidak bermaksud fitnah..." atau "saya tidak bermaksud menuduh..." atau "bukan maksud saya memojokkan...", tetapi pertanyaan atau pendapat atau argumen yang disajikan pada gilirannya akan mensahihkan segala maksud yang dinegasikan di kalimat awal tersebut. Dengan kata lain, apa yang disampaikan di awal sesungguhnya bertolakbelakang dengan pendapat yang sesungguhnya ada di benak si orang tersebut.

Coba saja Anda perhatikan jika sedang berdiskusi secara lisan atau berdiskusi di media online atau berdiskusi di forum-forum online. Dan silahkan simak muatan pendapat atau argumen yang disampaikan. Jika Anda memang tahu dan mungkin sangat dekat dengan orang tersebut, lupakan saja posting ini. Tapi, jika Anda memang ingin sedikit kritis, perhatikan sejauh mana orang tersebut menyampaikan detil-detil pendapat dan argumennya. Mungkin Anda akan menemukan apa yang saya maksud.



Copyright © Dewa Wisana. All rights reserved

No comments: